Sejak Pukul 00.00 Wib,
tanggal 22 Juni 2013 tentang kenaikan BBM tahun anggaran 2013 yaitu naiknya
harga bensin menjadi Rp 6500 dan harga solar menjadi Rp 5500. Hal ini membuat
bayang-bayang kehidupan masyarakat sepanjang hidupnya ke depan khususnya masyarakat
menengah kebawah. Kemudian, Apa yang harus kita lakukan? Sikap apa yang harus
kita tunjukan untuk menyikapi akan hal ini? Apa solusi pemerintah bagi rakyat
miskin? Lalu, apa hubungannya kenaikan BBM jika dikaitkan dengan ketahanan
nasional?
Bahasan ini menimbulkan
banyak pertanyaan seperti hal diatas, tentu yang sangat dikhawatirkan adalah
masyarakat menengah ke bawah, bagaimana mereka menyikapi hal ini?. Banyak
solusi yang dilontarkan oleh para pakar ekonomi Indonesia, ada yang pro rakyat ada
pula yang kontra. Seperti yang terlihat di media elektronik maupun cetak untuk
masyrakat yang kontra selalu melakukan anarkis terhadap masalah ini. Seharusnya
yang harus kita lakukan adalah diskusi bersama dan cari solusi. Hal itu pada
umumnya memang sulit dilakukan oleh masyarakat kita, karena biasanya setelah
melakukan diskusi pun respon pemerintah tidak ada bagi masyarakat terhadap
masalah ini.
Setiap kebijakan
pemerintah yang dibuat tentu selalu ada pro dan kontranya. Tetapi, pemerintah
pun pada kenyataannya tidak lepas tangan. Ada masalah pasti ada solusi, begitu
juga dengan kenaikan BBM 2013 ini, yaitu BLSM. Dimana bantuan seperti ini juga
menimbulkan kesan positif dan negative. Positifnya adalah pengalihan subsidi
dari BBM tersebut beberapa dialokasikan untuk BBM dan beberapa bidang lain
untuk kepentingan rakyat. Tetapi, rata-rata yang terjadi adalah tidak tersentuh
langsung oleh masyarakat yang berhak.
Peran pemerintahlah yang
perlu diperbaiki dalam penanganan masalah BBM ini, kinerjanyalah yang perlu
diperbaiki agar bantuan tersebut dapat merata. Kemudian, kesan negative dari
solusi tersebut adalah jangka pendek, jika ingin menimbulkan solusi jangka
panjang peran pemerintah harus memberikan solusi bagi kelangsungan hidup
masyrakat menengah kebawah seperti subsidi BBM yang dialokasikan ke lapangan
pekerjaan untuk masyarakat miskin. Kemudian, alokasi tersebut bisa juga
dilakukan ke sector ekonomi, pangan, pertanian dan lain-lain.
Seharusnya solusi-solusi
kecil seperti ini yang juga ikut serius diperhatikan, karena masyarakat
tidak hanya membutuhkan peran pemerintah yang konsisten tetapi juga keseriusan
pemerintah untuk menjaga ketahanan Negara agar terhindar dari kisruh-kisruh
atau masalah negative yang timbul nanti.
Lalu, hubungannya dengan
ketahanan nasional antara Warga Negara Indonesia dengan negaranya adalah
menjaga, menertibkan, mepertahankan Negara dari masalah-masalah yang timbul di
internal. Karena jika masalah seperti ini mencuak ke dunia Internasional
artinya ketahanan Negara Indonesia terhadap masalah BBM sudah mulai lemah
akibatnya pengaruh luar yang negative akan silih berganti.
Jika pengaruh negative
yang silih berganti maka ketahanan nasional terhadap bentuk ancaman luar akan
melemah, masalah internal pun tidak bisa dianggap remeh pemerintah. Negara
membutuhkan peran rakyat begitu juga rakyat membutuhkan peran pemerintah dan
negaranya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar