Minggu, 11 Maret 2012

PETA PEREKONOMIAN INDONESIA


I.          KEADAAN GEOGRAFIS INDONESIA
 
·  Lokasi: Sebelah tenggara Asia, di Kepulauan Melayu antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.
·     Koordinat geografis:LU - 11°08'LS dan dari 95°'BT - 141°45'BT
·     Referensi peta: Asia Tenggara Wilayah:
-      total darat: 1.922.570 km²
-      daratan non-air: 1.829.570 km²
-      daratan berair: 93.000 km²
-      lautan: 3.257.483 km²
·       Garis batas negara: SQZ
total: 2.830 km:
Malaysia 1.782 km, Papua Nugini 820 km, Timor Leste 228 km. Negara tetangga yang tidak berbatasan darat: India di barat laut Aceh, Australia, Singapura, Filipina, Vietnam, Thailand, Brunei Darussalam, Kamboja, Thailand, Birma, Palau
·       Garis pantai: 54.716 km
·       Klaim kelautan: diukur dari garis dasar kepulauan yang diklaim
zona ekonomi khusus: 200
mil laut
laut yang merupakan wilayah negara: 12 mil laut
·       Cuaca: tropis; panas, lembap; sedikit lebih sejuk di dataran tinggi
·  Dataran: kebanyakan dataran rendah di pesisir; pulau-pulau yang lebih besar mempunyai pegunungan di pedalaman
·       Tertinggi & terendah:
-    titik terendah: Samudra Hindia 0 m
-    titik tertinggi: Puncak Jaya 5.030 m
·   Sumber daya alam: minyak tanah, kayu, gas alam, kuningan, timah, bauksit, tembaga, tanah yang subur, batu bara, emas, perak.
·       Kegunaan tanah:
-         tanah yang subur: 9,9%
-         tanaman permanen: 7,2%
-         lainnya: 82,9% (perk. 1998)
·       Wilayah yang diairi: 48.150 km² (perk. 1998)
·     Lingkungan - masalah saat ini: penebangan hutan secara liar/pembalakan hutan; polusi air dari limbah industri dan pertambangan; polusi udara di daerak perkotaan (Jakarta merupakan kota dengan udara paling kotor ke 3 di dunia); asap dan kabut dari kebakaran hutan; kebakaran hutan permanen/tidak dapat dipadamkan; perambahan suaka alam/suaka margasatwa; perburuan liar, perdagangan dan pembasmian hewan liar yang dilindungi; penghancuran terumbu karang; pembuangan sampah B3/radioaktif dari negara maju; pembuangan sampah tanpa pemisahan/pengolahan; semburan lumpur liar di Sidoarjo, Jawa Timur.
·       Lingkungan - persetujuan internasional:
bagian dari: Biodiversitas, Perubahan Iklim, Desertifikasi, Spesies yang Terancam, Sampah Berbahaya, Hukum Laut, Larangan Ujicoba Nuklir, Perlindungan Lapisan Ozon, Polusi Kapal, Perkayuan Tropis 83, Perkayuan Tropis 94, Dataran basah
ditanda tangani, namun belum diratifikasi: Perubahan Iklim -
Protokol Kyoto, Pelindungan Kehidupan Laut
·   Geografi - catatan: di kepulauan yang terdiri dari sekitar 17.504 pulau (6.000 dihuni); dilintasi katulistiwa; di sepanjang jalur pelayaran utama dari Samudra Hindia ke Samudra Pasifik

II.          MATA PENCAHARIAN
 
·  Pertanian, Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa difahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam (bahasa Inggris: crop cultivation) serta pembesaran hewan ternak (raising), meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.
-     Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia. Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor - sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Berdasarkan data BPS tahun 2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total pendapatan domestik bruto.
-        Kelompok ilmu-ilmu pertanian mengkaji pertanian dengan dukungan ilmu-ilmu pendukungnya. Inti dari ilmu-ilmu pertanian adalah biologi dan ekonomi. Karena pertanian selalu terikat dengan ruang dan waktu, ilmu-ilmu pendukung, seperti ilmu tanah, meteorologi, permesinan pertanian, biokimia, dan statistika, juga dipelajari dalam pertanian. Usaha tani (farming) adalah bagian inti dari pertanian karena menyangkut sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budidaya. Petani adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh "petani tembakau" atau "petani ikan". Pelaku budidaya hewan ternak (livestock) secara khusus disebut sebagai peternak.
· Perikanan, Perikanan adalah kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan. Umumnya, perikanan dimaksudkan untuk kepentingan penyediaan makanan bagi manusia. Selain dari itu, tujuan lain dari perikanan meliputi olahraga, pemancingan ikan yang berkaitan dengan rekreasi, dan mungkin juga menangkap ikan untuk tujuan membuat perhiasan atau mengambil minyak ikan. Usaha perikanan adalah semua usaha perorangan atau badan hukum untuk menangkap atau membudidayakan (usaha penetasan, pembibitan, pembesaran) ikan, termasuk kegiatan menyimpan, mendinginkan atau mengawetkan ikan dengan tujuan untuk menciptakan nilai tambah ekonomi bagi pelaku usaha (komersial/bisnis).
·   Kehutanan, Kehutanan adalah suatu praktik untuk membuat, mengelola, menggunakan dan melestarikan hutan untuk kepentingan manusia. Undang-Undang Republik Indonesia No 41 tahun 1999 tentang kehutanan, definisi kehutanan adalah sistem pengurusan yang bersangkut paut dengan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan yang diselenggarakan secara terpadu. Menurut Simon (1998), perkembangan teori pengelolaan hutan dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu kategori kehutanan konvensional dan kategori kehutanan modern (kehutanan sosial):
-         Kehutanan Konvensional
Teori pengelolaan hutan yang termasuk ke dalam kehutanan konvensional adalah penambangan kayu atau timber extraction (TE) dan perkebunan kayu atau timber management (TM).
-         Kehutanan Modern
Kehutanan sosial adalah pengelolaan hutan sebagai sumberdaya atau forest resource management (FRM) dan pengelolaan hutan sebagai ekosistem atau forest ecosystem management (FEM). Keduanya disebut juga dengan istilah lain Sustainable Forestry Management (SFM). Ketiga teori pengelolaan hutan tersebut, secara evolutif berkembang, sejak dari mulai penambangan kayu (TE) hingga sampai pada pengelolaan ekosistem hutan (FEM).
-        Perubahan Konsep Kehutanan, Kehutanan merupakan aspek ekologis yang berada di atas permukaan bumi, kehutanan dari segi pembentukannya terdiri dari 2 (dua) cara, yaitu terbentuk alamiah dan buatan. Perkembangan tehnologi telah menciptakan teori yang dapat mengembalikan fungsi hutan alam, dengan dasar tersebut pengelolaan hutan lebih dititikberatkan kepentingan secara menyeluruh. Bumi dengan segala macam didalam dan di permukaan dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh manusia sebagai penghuninya. Pengelolaan hutan sebaiknya diselaraskan dengan pengelolaan sumber daya alam yang lainnya, sehingga pemanfaatan sumber daya dapat terjalin dengan baik dan menguntungkan.
·  Pertambangan, Mempertimbangkan kekayaan bahan tambang di Indonesia seperti emas, perak, nikel, tembaga dan bahan tambang lainnya, dan dengan upah tenaga kerja murah serta letak geografi yang dekat dengan pasar, membuat pertambangan mineral di Indonesia sangat prospektif.   Investasi asing diperlukan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja dan mengurangi jumlah penduduk miskin, demikian menurut Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association, Priyo Pribadi Soemarno dalam acara “Indonesia Mining Session” di Vancouver, Kanada, beberapa pekan lalu. Tampil pula sebagai pembicara dalam acara tersebut, Konjen RI di Vancouver, Jhon Proust (CEO, Southern Arc Minerals), Thomas Mulja (Country Manager Indonesia, East Asia Minerals), Ramon Yazon (Komisaris Perdagangan dari Kedutaan Besar Kanada di Manila), dan kalangan pengusaha. Kegiatan pertambangan ilegal, peraturan pajak yang dinilai kurang supportive serta lemahnya kordinasi antara pusat dan daerah merupakan sebagian masalah yang dihadapi industri pertambangan, kondisi seperti ini menyebabkan arus investasi yang masuk ke Indonesia kurang optimal. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki iklim investasi dengan menyederhanakan proses perijinan, transparansi, keringanan pajak, penegakan hukum dan pemantapan situasi keamanan.
-        Perbaikan iklim investasi yang dilakukan oleh pemerintah, ditanggapi positif beberapa kalangan pengusaha yang hadir dalam acara tersebut. Perbaikan yang dilakukan pemerintah Indonesia akan memulihkan iklim investasi. Apabila best practice dalam industri dan investasi diterapkan bukan mustahil akan menempatkan posisi Indonesia menjadi yang pertama  dari delapan  negara yang dinilai favourable terhadap investasi asing.
·    Perindustrian, Industri adalah bidang matapencaharian yang menggunakan ketrampilan dan ketekunan kerja (bahasa Inggris: industrious) dan penggunaan alat-alat di bidang pengolahan hasil-hasil bumi dan distribusinya sebagai dasarnya. Maka industri umumnya dikenal sebagai mata rantai selanjutnya dari usaha-usaha mencukupi kebutuhan (ekonomi) yang berhubungan dengan bumi, yaitu sesudah pertanian, perkebunan dan pertambangan yang berhubungan erat dengan tanah. Kedudukan industri semakin jauh dari tanah, yang merupakan basis ekonomi, budaya dan politik.
-     Cabang-cabang industri di Indonesia:
1.    Makanan dan minuman
2.    Tembakau
3.    Tekstil
4.    Pakaian jadi
5.    Kulit dan barang dari kulit
6.    Kayu, barang dari kayu, dan anyaman
7.    Kertas dan barang dari kertas
8.    Penerbitan, percetakan, dan reproduksi
9.    Batu bara, minyak dan gas bumi, dan bahan bakar dari nuklir
10.Kimia dan barang-barang dari bahan kimia
11.Karet dan barang-barang dari plastik
12.Barang galian bukan logam
13.Logam dasar
14.Barang-barang dari logam dan peralatannya
15.Mesin dan perlengkapannya
16.Peralatan kantor, akuntansi, dan pengolahan data
17.Mesin listrik lainnya dan perlengkapannya
18.Radio, televisi, dan peralatan komunikasi
19.Peralatan kedokteran, alat ukur, navigasi, optik, dan jam
20.Kendaraan bermotor
21.Alat angkutan lainnya
22.Furniture dan industri pengolahan lainnya
·  Pariwisata, Pariwisata merupakan industri jasa. Mereka menangani jasa mulai dari transportasi, jasa keramahan, tempat tinggal, makanan, minuman, dan jasa bersangkutan lainnya seperti bank, asuransi, keamanan, dll. Dan juga menawarkan tempat istrihat, budaya, pelarian, petualangan, dan pengalaman baru dan berbeda lainnya. Untuk di Indonesia sendiri, kunjungan wisatawan ke Indonesia telah mengalami peningkatan sebesar 1,43%. Data diatas menunjukkan bahwa wisatawan tidak terpengaruh oleh pemboman dua hotel di Jakarta pada bulan Juli 2009 lalu. Setidaknya beberapa kalangan mencemaskan hal ini akan mempengaruhi kunjungan para wisatawan manca Negara ke Indonesia. Reputasi negeri ini sebagai tempat tujuan wisata dengan harga murah setidaknya masih bisa dipertahankan. Dari laporan diatas, ada prediksi yang mengatakan bahwa tahun 2010 sekarang ini merupakan tahun yang positif bagi pariwisata Indonesia. Garuda Indonesia sebagai maskapai utama republik ini seperti yang dikatakan oleh CEO-nya berharap akan memperluas armadanya, sedangkan dari sektor perhotelan sendiri Pada bulan Desember 2009 yang lalu – sebagai mana dilaporkan - Tune Hotel Malaysia, mengumumkan rencana untuk membangun 24 hotel di Indonesia pada tahun 2015. Dilaporkan bahwa hotel baru ini akan meliputi Jakarta, Medan dan Bandung. Tune Hotel sudah memiliki dua hotel di Bali: Properti 170 kamar di Legian di pantai barat dan hotel 139 kamar di Kuta di selatan. Yang jelas, secara total, setidaknya hingga kuarter ke-2 kemaren itu adanya peningkatan yang sangat berarti untuk pariwisata Indoneisia. Semoga dengan adanya laporan pariwisata diatas akan menongkrak lebih jauh lagi terhadap perkembangan industry pariwisata di Negeri ini, semoga saja laporan per Quarter berikutnya juga akan menunjukkan peningkatan-peningkatan yang positif.

III.          SUMBER DAYA MANUSIA

Laju pertumbuhan penduduk dunia saat ini terus meningkat, bahkan telah mencapai angka 7 miliar lebih. Semakin bertambahnya jumlah penduduk saat ini, diperkirakan berdampak pada kualitas sumberdaya manusia (SDM) yang ada. Hal ini dikatakan  Kasi Adpin Badann. Kependudukan Keluarga Berencana (BKKBN) Sumut, Anthony Ssos kepada wartawan Sumut Pos Jhonson P Siahaan di ruang kerjanya, Kamis (17/11) lalu. Laju pertumbuhan penduduk sekarang terus meningkat dari tahun-tahun sebelumnya dan ini ditandai dengan kelahiran bayi ke 7 milliar beberapa waktu lalu. Karenanya, masyarakat diimbau untuk ikut program KB, karena dengan ber-KB laju pertumbuhan penduduk bisa ditekan. Jelas ada. Dimana salah satu penyebab kualitas SDM menurun juga dipengaruhi laju pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat. Dimana jumlah pertumbuhan penduduk tanpa dibarengi dengan penghasilan yang cukup, kualitas SDM nya menurun. Tidak hanya itu, kualitas SDM atau menyangkut perilaku masyarakatnya juga akan berkurang atas kepedulian terhadap situasi dan kondisi ekonomi sekarang ini. Salah satunya seperti di daerah yang kurang mendapatkan informasi tentang KB yaitu daerah pesisir atau terpencil. Di daerah ini, warga tidak mendapatkan informasi tentang pentingnya ber-KB. Dengan ber-KB, otomatis kehidupan ekonominya pun akan meningkat, berbeda dengan warga yang tidak ber-KB. Sementara ini, pencapaian peserta KB baru di Sumut berdasarkan perkiraan permintaan masyarakat (PPM), pada September 2011 sebanyak 33.326 peserta atau 8.95 persen dari target 372.401 orang. Sementara untuk 5 kabupaten di antaranya Humbahas 16.01 persen, Taput 13.93 persen, Karo 11.44 persen, Langkat 11.35 persen dan Nias 10.61 persen. Untuk Medan sendiri, September 2011 ini berdasarkan Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 330.034, dimana peserta yang aktip 224.756 atau 68.10 persen. Dengan kata lain, persentase peserta KB baru secara keseluruhan mencapai 75.40 persen. BKKBN berharap agar kabupaten/kota terus berperan aktip membantu mensukseskan program KB. Maka dengan demikian kualitas penduduk bisa meningkat jika mengikuti program KB. Tidak hanya itu, masyarakat juga harus lebih memahami dan mengutamakan pentingnya ber-KB. Dengan demikian, kualitas SDM nya akan sesuai standart jika warga ber-KB dan kehidupan ekonominya pun bisa normal.(*)

IV.          INVESTASI

Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan. Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman modal.
·       Pengertian
Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan produksi) dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi). Contohnya membangun rel kereta api atau pabrik. Investasi adalah suatu komponen dari PDB dengan rumus PDB = C + I + G + (X-M). Fungsi investasi pada aspek tersebut dibagi pada investasi non-residential (seperti pabrik dan mesin) dan investasi residential (rumah baru). Investasi adalah suatu fungsi pendapatan dan tingkat bunga, dilihat dengan kaitannya I= (Y,i). Suatu pertambahan pada pendapatan akan mendorong investasi yang lebih besar, dimana tingkat bunga yang lebih tinggi akan menurunkan minat untuk investasi sebagaimana hal tersebut akan lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang. Walaupun jika suatu perusahaan lain memilih untuk menggunakan dananya sendiri untuk investasi, tingkat bunga menunjukkan suatu biaya kesempatan dari investasi dana tersebut daripada meminjamkan untuk mendapatkan bunga.
·       Produk
Beberapa produk investasi dikenal sebagai efek atau surat berharga. Definisi efek adalah suatu instrumen bentuk kepemilikan yang dapat dipindah tangankan dalam bentuk surat berharga, saham/obligasi, bukti hutang (Promissory Notes), bunga atau partisipasi dalam suatu perjanjian kolektif (Reksa dana), Hak untuk membeli suatu saham (Rights), garansi untuk membeli saham pada masa mendatang atau instrumen yang dapat diperjual belikan.
·       Bentuk
- Investasi tanah - diharapkan dengan bertambahnya populasi dan penggunaan tanah; harga tanah akan meningkat di masa depan.
-      Investasi pendidikan - dengan bertambahnya pengetahuan dan keahlian, diharapkan pencarian kerja dan pendapatan lebih besar.
-      Investasi saham - diharapkan perusahaan mendapatkan keuntungan dari hasil kerja atau penelitian.
·       Resiko
Selain dapat menambah penghasilan seseorang, investasi juga membawa risiko keuangan jika investasi tersebut gagal. Kegagalan investasi disebabkan oleh banyak hal, diantaranya adalah faktor keamanan (baik dari bencana alam atau diakibatkan faktor manusia), atau ketertiban hukum.

V.          REFRENSI

PERKEMBANGAN STRATEGI dan PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA


  1. STRATEGI PEMBANGUNAN 

    Strategi pembangunan ekonomi diberi batasan sebagai suatu tindakan pemilihan atas faktor-faktor (variabel) yang akan dijadikan faktor/variabel utama yang menjadi penentu jalannya proses pertumbuhan (Suroso,1993).
  • Strategi pertumbuhan
  • Strategi pembangunan ekonomi akan terpusat pada upaya pembentukan modal, serta bagaimana menanamkannya secara seimbang, menyebar, terarah, dan memusat, sehingga dapat menimbulkan efek pertumbuhan ekonomi.
  • Selanjutnya bahwa pertumbuhan ekonomi akan dinikmati oleh golongan lemah melalui proses merambat kebawah (trickle-dowm-effect)- pendistribusian kembali.
  • Jika terjadi ketimpangan atau ketidakmerataan, hal tersebut merupakan persyaratan terciptanya pertumbuhan ekonomi.
  • Kritik paling keras dari strategi pertama ini adalah, bahwa pada kenyataan yang terjadi adalah ketimpangan yang semakin tajam.
  • Strategi pembangunan dan pemerataan Inti dari konsep strategi ini adalah, dengan ditekankannya peningkatan pembangunan melalui teknik sosial engineering, seperti halnya melalui penyusunan perencanaan induk, dan paket program terpadu.
  • Strategi Ketergantungan Tidak sempurnanya konsep strategi pertama dan strategi kedua mendorong para ahli ekonomi mencari alternatif lain, sehingga pada tahun 1965 muncul strategi pembangunan dengan nama strategi ketergantungan. Inti dari konsep ketergantungan adalah:
  • Kemiskinan di negara-negara berkembang lebih disebabkan karena adanya ketergantungan negara tersebut dari pihak/negara lainnya. Oleh karena itu jika suatu negara ingin bebas dari kemiskinan dan keterbelakangan ekonomi, negara tersebut harus mengarahkan upaya pembangunan ekonominya pada usaha melepaskan diri dari ketergantungan dari pihak lain. Langkah yang dapat ditempuh diantaranyanadalah; meningkatnya produksi nasional, yang disertai dengan peningkatan kemampuan dalam bidang produksi, lebih mencintai produk nasional, dan sejenisnya.
  • Teori ketergantungan ini kemudian dkritik oleh Kothari dengan mengatakan "... teori ketergantungan tersebut memang cukup relevan, namun sayangnya telah menjadi semacam dalih terhadap kenyataan dari kurangnya usaha untuk membangun masyarakat sendiri (selfdevelopment). Sebab selalu akan gempang sekali bagi kita untuk menumpahkan semua kesalahan pihak luar yang memeras, sementara pemerasan yang terjadi di dalam lingkungan masyarakat kita sendiri dibiarkan saja..." (Kothari dalam Ismid Hadad, 1980)
  • Strategi yang berwawasan ruang, Strategi ini dikemukakan oleh Myrdall dan Hirrschman, yang mengemukakan sebab-sebab kurang mampunya daerah miskin berkembang secepat daerah yang lebih maju/kaya. Menurut mereka kurang mampunya daerah miskin berkembang secepat daerah kaya atau maju dikarenakan kemampuan/pengaruh menyebar dari kaya ke miskin (spread effects) lebih kecil daripada terjadinya aliran sumber daya dari daerah miskin ke daerah kaya (back-wash effect). Perbedaan pandangan kedua tokoh tersebut adalah, bahwa Myrdall tidak percaya bahwa keseimbangan daerah kaya dan miskin akan tercapai, sedangkan Hirschman percaya, sekalipun baru akan tercapai dalam jangka panjang.
  • Strategi pendekatan kebutuhan pokok, Sasaran dari strategi ini adalah menanggulangi kemiskinan secara massal. Strategi ini selanjutnya dikembangkan oleh Organisasi Perburuhan Indonesia Sedunia (ILO) pada tahun 1975), dengan menekankan bahwa kebutuhan pokok manusia idak mungkin dapat dipenuhi jika pendapatan masih rendah akibat kemiskinan yang bersumber pada pengganguran. Oleh karena itu sebaiknya usaha-usaha diarahkan pada penciptaan lapangan kerja, peningkatan pemenuhan kebutuhan pokok, dan sejenisnya.
  • Melalui peningkatan laju pertumbuhan itu orang percaya bahwa prinsip trickle down effect akan bekerja dengan baik sehingga tujuan pembangunan secara keseluruhan dapat dicapai. Namun karena tidaak bekerjanya trickle down effect, pemerataan pembangunan menjadi pincang, pengganguran yang cukup besar khususnya di sektor tradisional.
  • Faktor yang mempengaruhi diberlakukannya strategi Pembangunan yang berorientasi pada penghapusan kemiskinan-kemiskinan pada dasarnya dilandasi keinginan, berdasarkan norma tertentu, bahwa kemiskinan harus secepat mungkin dibatasi. Sementara itu strategi-strategi pembangunan yang lain ternyata sangat sulit mempengaruhi atau memberikan manfaat secara langsung kepada golongan miskin ini.
  • Strategi pembangunan, seperti telah diuraikan, ternyata malah menimbulkan ketidakmerataan, ketimpangan antar daerah, dll. Kebijaksanaan penanaman modal yang cendrung hanya diarahkan kelokasi tertentu. Biasanya modal yang ditanamkan tersebut bersifat padat modal dan outputnya berorientasi ke pasar Internasional dan atau kelompok menengah ke atas di dalam negeri.
  • Dalam kebijaksanaan ini ternyata bekerjanya prinsip spread effect( bandingkan dengan prisip trickle down effect) lebih lemah dibandingkan dengan bekerjanya back-wash effect (Proses mengalirnya dana sumber daya dari daerah terbelakang (desa) ke daerah maju (kota) ), sehingga strategi penanaman modal itu mengakibatkan makin miskinnya daerah terbelakang, khususnya pemiskinan sumber dayanya.
  • Selain karena kebijaksanaan penanaman modal, ketimpangan antar daerah juga disebabkan karena potensi daerah yang berbeda-beda. Di daerah Kalimantan misalnya, potensi hutannya besar sekali dan itu tidak dimiliki Pulau Jawa. Riau memiliki sumber minyak bumi dan tidak dimiliki NTT. Dengan demikian faktor-faktor yang mempengaruhi diberlakukannya strategi pembangunan yang berorientasi pada pemerataan antar daerah adalah potensi anyar daerah yang berbeda, kebijaksanaan penanaman modal yang berat sebelah (urban bias: penanaman modal hanya di sektor yang sangat menguntungkan, biasanya di daerah perkotaan), dan karena adanya ketimpangan antar daerah.
  1. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRATEGI PEMBANGUNAN 

    Pada dasarnya faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan strategi pembangunan ekonomi adalah tujuan yang khendak dicapai. Apabila yang ingin dicapai adalah tingkat pertumbuhan yang tinggi, maka faktor yang mempengaruhi digunakannya strategi tersebut adalah tingkat pertumbuhan ekonomi yang rendah, akumilasi kapital rendah, tingkat pendapatan pada kapital yang rendah, struktur ekonomi yang berat ke sektor tradisional yang juga kurang berkembang.
  1. STRATEGI PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA 

    Sebelum orde baru staretgi pembangunan di indonesia secara teori telah diarahkan pada usaha pencapaian laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Namun pada kenyataannya nampak adanya kecenderungan lebih menitik beratkan pada tujuan-tujuan politik, dan kurang memperhatikan pembangunan ekonomi. Sedangkan pada awal orde baru, strategi pembangunan di indonesia lebih diarahkan pada tindakan pembersihan dan perbaikan kondisi ekonomi yang mendasar, terutama usaha-usaha untuk menekan laju inflasi yang sangat tinggi (hyper inflasi). Dari keterangan pemerintah yang ada, dapat sedikit disimpulkan bahwa strategi pembangunan di Indonesia tidak mengenal perbedaan strategi yang ekstrem. Sebagai contoh selain strategi pemerataan pembangunan, indonesiapun tidak mengesampingkan strategi pertumbuhan, dan strategi yang berwawasan ruang ( terbukti dengan dibaginya wilayah Indonesia dengan berbagai wilayah pembangunan I,II,III, dan seterusnya).

    Strategi – strategi tersebut kemudian dipertegas dengan ditetapkannya sasaran – sasaran dan titik berat setiap repelita, yakni :
  • REPELITA I : Meletakkan titik berat pada sektor pertanian dan industri yang mendukung sektor pertanian meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.
  • REPELITA II : Meletakkan titik berat pada sektor pertanian dengan meningkatkan industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.
  • REPELITA III : Meletakkan titik berat pada sektor pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan industri yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.
  • REPELITA IV : Meletakkan titik berat pada sektor pertanian untuk melanjutkan usaha – usaha menuju swasembada pangan dengan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin industri sendiri, baik industri ringan yang akan terus dikembangkan dalam repelita – repelita selanjutnya meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.
  1. PERENCANAAN PEMBANGUNAN
  • Perencanaan Pembangunan Untuk Mencapai Tujuan dan Cita-Cita Nasional 

    Sejak awal, para bangsa menyatakan bahwa kemerdekaan Indonesia didorong oleh keinginan yang luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas. Mereka dengan sadar bercita-cita agar pengelolaan pembangunan Indonesia dapat dilakukan sendiri oleh putra-putri bangsa ini secara mandiri, merdeka, dan berdaulat. Kedaulatan dalam mengelola pembangunan tentu berangkat dari keyakinan yang kuat bahwa kita dapat melaksanakannya tanpa perlindungan dan pengawasan pihak asing. Oleh karena itu, pembangunan masyarakat untuk mencapai cita-cita kemerdekaan yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 haruslah diselenggarakan dengan seksama, efektif, efisien, dan terpadu. Tujuan pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 tersebut adalah untuk (1) Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia; (2) Memajukan kesejahteraan umum; (3) Mencerdaskan kehidupan bangsa; dan (4) Ikut melaksanakan ketertiban dunia. Dari keempat tujuan ini, tiga di antaranya secara eksplisit menyatakan kualitas kehidupan yaitu butir pertama, kedua, dan ketiga yaitu kehidupan masyarakat yang terlindungi, sejahtera, dan cerdas. Sedangkan untuk distribusi dan pemerataan kualitas hidup tersebut dirumuskan dalam sila Kelima Pancasila yaitu “mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Intinya adalah keterlindungan, kesejahteraan, dan kecerdasan masyarakat, haruslah terdistribusi secara adil.

    Menurut Bintoro Tjokroaminoto, perencanaan ialah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistimatis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
  • Tujuan Perencanaan :
  1. Standar pengawasan, yaitu mencocokan pelaksanaan dengan perencanaan.
  2. Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan
  3. Mengetahaui struktur organisasinya
  4. Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan.
  5. Memimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif
  6. Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan
  7. Menyerasikan dan memadukan beberapa subkegiatan
  8. Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui
  9. Mengarahkan pada pencapaian tujuan
  10. Menghemat biaya, tenaga dan waktu
  • Adapun manfaat dari perencanaan yaitu Manfaat Perencanaan :
  1. Standar pelaksanaan dan pengawasan.
  2. Pemilihan sebagai alternatif terbaik
  3. Penyusunan skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan
  4. Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi
  5. Membantu manajer menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan.
  6. Alat memudahakan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait
  7. Alat meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti
  1. REFRENSI